6 Cara Cegah dan Menangani HIV AIDS

Terkait pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS, ada beberapa hal yang perlu diingat masyarakat. Perilaku sederhana yang diterapkan dapat membuat seseorang terhindar dari HIV AIDS. Ada pula cara menangani HIV AIDS ketika seseorang terbukti berisiko terkena penyakit tersebut.

Pada Seminar Nasional dalam Rangka Hari AIDS Sedunia di Hotel Horison, Jayapura beberapa hari lalu, Pelaksana Tugas Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sigit Priohutomo mengungkapkan, beberapa hal tentang penanggulangan HIV AIDS.

Pertama, bagi yang belum pernah melakukan perilaku berisiko (seks bebas, seks tidak aman, narkoba suntik), tetap pertahankan perilaku aman. Kedua, bila sudah pernah melakukan perilaku berisiko tersebut, segara lakukan tes HIV. Tes HIV akan menunjukkan, apakah Anda berisiko tertular HIV AIDS.

Ketiga, bila tes HIV negatif, sebaiknya tetap berperilaku aman. Jauhi hal-hal dan perilaku yang berisiko menularkan HIV. Keempat, bila tes HIV positif, selalu gunakan kondom saat berhubungam seksual.

“Patuhi petunjuk dokter dan minum obat antiretroviral (ARV) secara teratur. Ini agar hidup tetap produktif walaupun positif HIV,” kata Sigit sesuai rilis yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Minggu (2/12/2018).

Jangan mendiskriminasi

Sigit menekankan, cara kelima bila bertemu Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) bersikaplah wajar. Hindari mendiskriminasi atau memberikan cap negatif. Sebaliknya, Anda bisa memberikan dukungan dan menyemangatinya.

Keenam, jika berinteraksi dengan ODHA, jangan takut tertular. Beberapa orang mungkin masih merasa cemas dan menganggap, bersentuhan dengan ODHA dapat membuat diri ikut tertular.

“Virus HIV itu tidak menular, mau melalui sentuhan, keringat, maupun berbagi makanan. HIV hanya menular melalui cairan kelamin dan darah,” jelas Sigit.

Hari AIDS Sedunia diperingati setiap tanggal 1 Desember sebagai peringatan atas tingginya kasus HIV AIDS. Tema Nasional HAS tahun 2018 adalah “Saya Berani, Saya Sehat !”. Untuk mengurangi risiko penularan virus HIV, masyarakat juga bisa sukarela memeriksakan diri untuk mengetahui status HIV-nya.

Adapun tujuan pencegahan dan pengendalian HIV AIDS demi mewujudkan target Three Zero pada 2030. Target dunia itu meliputi tidak ada lagi penularan HIV, tidak ada lagi kematian akibat AIDS, dan tidak ada lagi stigma dan diskriminasi pada ODHA.



Beri pengetahuan reproduksi


Untuk meningkatkan pengetahuan reproduksi remaja, sejak tahun 2000 BKKBN telah melaksanakan Program Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR). Dalam lima tahun terakhir, program KRR telah dikemas ulang. Saat ini program KRR dikenal dengan program Ketahanan Remaja dengan tagline Generasi Berencana, yang disingkat GenRe.

“Melalui GenRe, remaja dibina dan diarahkan untuk mampu menjalani masa transisi kehidupan remaja. Masa transisi yang dimaksud ada lima. Ini dikenalnya Lima Transisi Kehidupan (Five Life Transitions),” imbuh Sigit dalam Seminar Nasional dalam Rangka Hari AIDS Sedunia di Hotel Horison, Jayapura beberapa hari lalu.

Masa transisi meliputi, melanjutkan sekolah (continue learning), mencari pekerjaan (start working), memulai kehidupan berkeluarga (form families), menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship), dan mempraktikkan hidup sehat (practice healthy life).

Sigit berharap, adanya ”GenRe” dapat membuat para remaja Indonesia dapat berperilaku positif untuk mendewasakan usia perkawinan pertama dan bebas dari TRIAD KRR (Tiga Permasalahan Kesehatan Reproduksi Remaja, yaitu Seksualitas, HIV/AIDS, dan Napza). Jika langkah ini tercapai, maka akan menghasilkan remaja Indonesia dapat bertanggung jawab, berprestasi, dan berperilaku positif.

Comments